3.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.1_PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN_

 


Oleh : SYARIFUDIN (CGP Angkatan (HSU)
Fasilitator : Ibu Yuya YuliantiPengajar Praktik : Ibu Rahmah

24 September 2023

        


Berikut Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

a.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

 

Sebagai seorang pemimpin yang menerapkan filosofi Pratap Triloka tentunya akan lebih mudah dalam mengambil keputusan jika dihadapkan pada masalah. Hasilnya pun  akan lebih bisa diterima oleh pihak-pihak yang terlibat. Seorang pemimpin ada baiknya berlandaskan Pratap Triloka dalam pengambilan keputusan. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktek baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani

 

 

b.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai yang tertanam dalam diri kita akan memengaruhi keputusan yang kita ambil dikarenakan nilai tersebut menjadi landasan moral dalam pengambilan keputusan. Contohnya, nilai kejujuran sudah kita pegang, maka dalam pengambilan keputusan kita tidak akan membuat keputusan yang di dalamnya terdapat suatu penipuan dan atau rekayasa. Jadi  kita harus selalu tanamkan dalam diri kita pemikiran yang positif agar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai positif yang ada di diri kita.

 

 

c.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

 

Coaching bisa dilakukan untuk memfasilitasi seseorang dalam mengambil suatu keputusan dengan prinsip kemitraan. Dengan coaching, seorang coach bisa membantu coachee memaksimalkan potensi yang dimilikinya sehingga coachee bisa membuat solusi atau mengambil suatu keputusan yang tepat. Dalam coaching, kita harus mampu memberikan pertanyaan yang berbobot, memiliki pembawaan yang positif, kemampuan mendengarkan dan memotovasi, bisa memandu percakapan, berkomitmen untuk terus belajar. Pendekatan coaching sistem among dapat diterapkan dengan menggunakan metode TIRTA yang merupakan kepanjangan dari T: Tujuan, I: Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab. Pengambilan keputusan melalui coaching akan efektif karena minimal ada dua sudut pandang yang digunakan, yakni yang utama dari sudut pandang coachee dan diketahui oleh coach.

 

 

d.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 

Sebagai seorang guru, aspek sosial emosional yang kita miliki akan sangat berpengaruh terhadap hasil keputusan, terutama yang menyangkut masalah dilema etika. Untuk itu, seorang guru harus dalam kesadaran penuh dalam menyikapi suatu masalah dan saat harus mengambil suatu keputusan. Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab membutuhkan keterampilan sosial-emosional seperti kesadaran diri, kesadaran sosial, dan keterampilan sosial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

 

 

e.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Kalau ada kasus terkait dengan masalah moral atau etika, sebagai seorang pendidik harus berlandaskan atau berpedoman pada nilai-nilai kebajikan yang diyakininya. Misalnya ada masalah yang di sana terdapat bujukan moral tentang kejujuran yang sebenarnya menguntungkan secara pribadi, seorang pendidik harus tetap mengutamakan nilai-nilai kejujuran sehingga hasil yang akan diputuskan bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Pertimbangan prinsip serta langkah-langkah untuk membuat dan menguji keputusan dalam kaitannya dengan masalah yang dihadapi. Jika masalah tersebut dilema etika atau benar VS benar maka, guru perlu melakukan pertimbangan terhadap 4 paradigma pengambilan keputusan dan 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

 

 

f.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Pengambilan keputusan yang tepat harus melalui 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan, dan dilakukan secara seksama melalui proses analisis perkara yg cermat dan akurat, maka keputusan tadi akan bisa mengakomodasi seluruh kepentingan kepada pihak-pihak yg terlibat, maka akan berdampak dalam terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, kondusif dan nyaman.

 

 

 

g.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Hasil keputusan yang menimbulkan tantangan tentunya berkaitan dengan perubahan paradigma yaitu jika paradigma yang digunakan oleh beberapa orang yang terlibat kadang berbeda. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap sudut pandang seseorang dalam menilai suatu masalah. Kemudian, dalam pengambilan keputusan tidak melibatkan guru ataupun warga sekolah yang lainnya sehingga berakibat timbul perbedaan cara pandang dalam sebuah kasus yang justru akan mempersulit tercapainya sebuah keputusan yang tepat. Seperti yang kita ketahui, ada 3 prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end-based- thinking), kita juga harus melihat peraturan yang mendasari keputusan yang kita ambil (rule- based- thinking), prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care-based- thinking).

 

 

h.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

Saat kita sebagai guru, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang kita laksanakan. Contohnya, misalkan saya hanya mengambil satu langkah dari bagian uji keputusan terhadap pembelajaran, yakni uji publikasi. Saat kita melaksanakan pembelajaran dan direkam, apakah jika dipublikasikan kita akan bangga atau sebaliknya kita akan malu? Untuk itu, saat mengambil keputusan tentang pembelajaran kita juga harus menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam mengambil keputusan. Kita bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan bebasis kompetensi sosial emosional untuk mengakomodasi kebutuhan siswa sesuai dengan potensi dan minat yang dimilikinya.

 

 

i.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Setiap keputusan yang dilakukan guru sebagai pemimpin pembelajaran akan memengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan harus berpihak pada murid. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik. Jika guru mengambil keputusan untuk melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan siswa, maka siswa bisa berkembang secara optimal.

 

 

j.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

1.   Keterkaitan dengan modul 1.1

Pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara, yakni ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.

2.   Keterkaitan dengan modul 1.2

Pengambilan keputusan akan sangat mendukung nilai dan peran guru dalam mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid.

3.   Keterkaitan dengan modul 1.3

Pengambilan keputusan terkait pembuatan visi guru penggerak akan mendukung terwujudnya murid dengan karakter yang sesuai profil pelajar Pancasila.

4.   Keterkaitan dengan modul 1.4

Saat dihadapkan pada situasi mengambil keputusan, seorang pemimpin harus memperhatikan dan menghadirkan budaya positif dalam proses dan hasil akhir keputusannya.

5.   Keterkaitan dengan modul 2.1

Kita sebagai seorang guru harus mampu dan jeli dalam mengambil keputusan yang terbaik terutama dalam menyusun pembelajaran yang berpusat pada murid. Dan salah satunya adalah saat memutuskan untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas.

6.   Keterkaitan dengan modul 2.2

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saat mengambil keputusan, kita harus dalam kesadaran penuh dan memperlihatkan kompetensi KSE seperti yang sudah dipelajari dalam modul 2.2.

7.   Keterkaitan dengan modul 2.3

Teknik coaching sangat bisa digunakan seorang pemimpin dalam membuat sebuah keputusan. Karena disitu ada beberapa tahapan/alur yang harus dilaksanakan yaitu menggunakan alur TIRTA. Juga disitu tumbuh RASA karena ada hubungan kemitraan yang membangun  potensi dan memberdayakan potensi coachee.

 

k.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

 

Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, tentu seringkali kita menghadapi situasi dimana kita harus mengambil keputusan dimana terdapat nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama memiliki nilai kebenaran, namun saling bertentangan. Namun sesulit apapun keputusan yang akan diambil, sebagai seorang pemimpin pembelajaran, minimal kita berpegang pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Yang menurut saya di luar dugaan yaitu  saya baru mengetahui istilah-istilah dalam pengambilan keputusan, seperti dilema etika, uji publikasi, uji panutan, dan lain-lain. Selain itu, hal di luar dugaan saya adalah ternyata keputusan yang akan kita ambil harus diuji dulu dengan uji legal, regulasi, intuisi, publikasi, dan idola untuk memastikan dampak dari hasil keputusan tersebut.

 

 

l.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

 

Saya pernah dihadapkan pada situasi moral dilema, yakni saat pembelajaran Belajar Dari Rumah (BDR). Ada 1 murid  yang tidak mengumpulkan tugas karena tidak memiliki HP. Dilemanya adalah saya harus memberikan nilai kepada murid tersebut. Di sisi lain, murid tersebut tidak mengumpulkan tugas. Akhirnya, saya memutuskan untuk tetap memberikan nilai, tetapi sebatas nilai KKM. Adapun perbedaannya dengan yang saya pelajari di modul 3.1 ini adalah sebelumnya saya tidak tahu hal itu disebut dilema moral atau dilema etika. Saya juga sebelumnya belum tahu tentang 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Sebelumnya saya memutuskan suatu masalah hanya dengan mengidentifikasi masalah dan mempertimbangkan dampak dari keputusan yang akan dibuat

 

 

m.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

Dampak yang saya rasakan adalah saya menjadi lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, terutama sebagai pemimpin pembelajaran. Setelah melalui proses pengujian keputusan 4 padaigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan ini, saya merasa lebih percaya diri karena saya tahu keputusan saya benar dan efektif. Sehingga dengan melakukan tahapan yang tepat akan memungkinkan untuk mengurangi dampak negatif terhadap pengambilan keputusan yang telah saya ambil karena telah melalui tahapan yang seharusnya. Dan setiap keputusan yang akan saya ambil kedepannya akan berpihak pada murid. Sehingga akan berdampak bagi kemajuan pendidikan. Saya juga merasa mendapatkan wawasan yang berharga sebagai individu, terutama ketika melihat masalah yang saya hadapi.

 

 

n.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

 

Materi pada modul 3.1 ini sangat penting bagi saya sebagai seorang pendidik yang nantinya akan menjadi pemimpin pembelajaran karena dalam kehidupan nyata didunia kerja bidang pendidikan, kita sering dihadapkan berbagai permasalahan dan kita dituntut mengambil suatu keputusan yang terbaik bagi kepentingan banyak orang. Membuat keputusan serta dapat membedakan antara dilema etika dan bujukan moral dan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan memberi saya kepercayaan diri dalam membuat keputusan yang tepat.

 

 

 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYARIFUDIN_Tugas Mandiri_Eksplorasi Konsep Step 15_..AYO NGE- BLOG !