JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.1
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
Jurnal
Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1
Calon
Guru Penggerak Angkatan 8
Dalam pendidikan guru penggerak, jurnal refleksi dwi mingguan
adalah salah satu tugas yang harus diselesaikan
oleh calon guru penggerak. Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan
memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi
apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan
langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll
& Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi
dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018).
Jurnal refleksi dwi mingguan adalah
tulisan singkat tentang refleksi saya setelah mengikuti proses rangkaian
kegiatan eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, penugasan LMS, ruang
elaborasi serta virtual zoom meeting
dengan instruktur, fasilitator dan pengajar praktik pada Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional
(Konsep Pemikiran Ki Hadjar Dewantara). Disini saya mencoba menulis
jurnal refleksi dwi mingguan menggunakan Model 5 Connection, challenge,
concept, change (4C) yang dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison
(2011).
Apa
keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak
(Connection) ?
Materi
yang ada pada Modul 1.1. tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional mengenai konsep pemikiran
Ki Hadjar Dewantara yang selama hampir 2
minggu ini saya pelajari menjadi titik awal saya menjadi agen perubahan dalam
transformasi pendidikan di sekolah. Pada Modul 1.1. ini, saya dan tema CGP
lainnya membahas lebih mendalam, dan mendemonstrasikan konsep
pemikiran-pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan
penerapan pendidikan abad ke-21 pada konteks lokal (budaya) di tempat asal;
serta bersikap reflektif kritis terhadap
pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara. Saya sebagai calon
guru penggerak akhirnya mampu memahami peran dan alasan menjadi pemimpin
pembelajaran, serta mampu merefleksikan diri dan mampu meningkatkan kompetensi
dan kematangan diri demi mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda
dari praktik yang Anda jalankan selama ini (Challenge)?
Kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak
angkatan 8 sudah hampir berjalan 2 minggu. Berbagai macam tahapan dan penugasan telah
saya kerjakan, baik melalui orientasi secara mandiri, kolaborasi, maupun
elaborasi. Di sini banyak sekali ide, materi ataupun pendapat dari narasumber
yang berbeda dari praktik yang selama ini saya jalankan, diantaranya :
§
Makna dari pendidikan itu sebenarnya.
§ Makna dari trilogi pendidikan
§ Anak didik sebagai Subjek bukan objek
§ Guru harus “menghamba” pada anak didik
§ Guru sebagai petani/tukang kebun
Nah, sebelum saya mempelajari dan memahami
filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya percaya bahwa guru adalah
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Siswa hanya sebagai objek, dengan
tindakan-tindakan tegas dan menghukum siswa bisa merubah
perilakunya.
Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut
Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan
setelah menjadi Guru Penggerak (Concept)?
Setelah mempelajari dan memahami materi
yang ada pada modul 1.1, ada beberapa konsep utama yang sangat penting untuk
terus di bawa dan dimaknai selama menjadi calon guru penggerak yaitu bahwa Pendidikan
adalah “menuntun”, Guru sebagai “among”, Guru bukan satu-satunya sumber
belajar, pembelajaran harus berpusat pada anak,
setiap anak memiliki karakteristik unik masing-masing, dan adanya
kolaborasi trilogi pendidikan guna mendukung tumbuh
kembangnya anak sesuai minat dan bakat, menuntun mereka menjadi pribadi yang
terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sesuai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga
mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
Apa perubahan dalam diri Anda yang
ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini (Change) ?
Setelah
mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang ada pada modul 1.1 ini,
pemikiran yang berubah dari saya adalah bahwa saya harus memberikan tuntunan
kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing
unik dan berbeda. Tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik,
memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model
pembelajaran. Yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar
Dewantara adalah Menerapkan 3 semboyan Ki hajar
Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (pendidik memberikan contoh dan
teladan), Ing Madyo Mangun Karso (pendidik memberikan semangat) dan Tut Wuri Handayani
(pendidik memberikan dorongan dan motivasi). Mengidentifikasi karakteristik,
bakat dan minat dari peserta didik. Menerapkan metode pembelajaran yang menarik
dan berpusat pada peserta didik, agar peserta didik dapat menggali potensi yang
ada pada diri mereka, berfikir kritis, mandiri serta kreatif. Menerapkan sistem
among ( Pendidikan yang menuntun bukan menuntut). Mengintergrasikan permainan
dalam pembelajaran dan menerapkan Pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam
dan kodrat zaman
Komentar